Puluhan massa dari Forum Advokasi dan Penyadaran Hak Asasi Penyandang Cacat Sulawesi Selatan berunjukrasa di kantor PT Garuda Indonesia Kantor Cabang Makassar, pagi ini. Mereka memprotes pihak Garuda karena menolak salah seorang penyandang cacat untuk naik ke pesawat tersebut.
Penderita tuna netra yang ditolak bernama Irwan Subena. Irwan adalah calon penumpang pesawat dengan nomor penerbangan GA 607771 tujuan Makassar-Denpasar, Bali. Dia rencananya berangkat pada 14 September pukul 12.15 Wita.
"Saat akan naik pesawat, pihak Garuda di bandara tiba-tiba menghalangi rekan kami untuk ikut naik pesawat," kata Abd Rahman, Koordinator Aksi.
Rahman mengatakan tindakan pihak Garuda telah mencederai perasaan penyandang cacat. Padahal semua penumpang pesawat berhak mendapat pelayanan yang sama.
Massa mendesak pihak Garuda bertanggung jawab atas insiden penolakan terhadap calon penumpang penyandang cacat. "Undang-undang penerbangan saja telah mengatur dan memberikan persamaan hak kepada penyandang cacat saat naik di atas pesawat. Kami mendesak awak kabin dan pilot pesawat bertanggungjawab," katanya.
Aksi massa mulai reda saat Kepala Cabang Garuda Indonesia, Rismon menemui massa. Rismon mengaku jika tindakan penolakan tersebut adalah kesalahpahaman dari awak kabin pesawat.
"Kemarin memang awak kabin kami keliru dan salah paham. Itu dilakukan dengan alasan safety bagi calon penumpang penyandang cacat," kata Rismon.
Ia mengatakan dulu penyandang cacat saat naik pesawat memang harus didampingi untuk membantu jika sewaktu-waktu ada insiden yang dialami pesawat. Hal itu juga akan membantu awak kabin untuk kenyamanan penumpang penyandang cacat.
"Atas insiden ini kami telah meminta maaf kepada calon penumpang itu. Rencananya hari ini akan kami berangkatkan," ucap Rismon.
Menurut Rahman tindakan diskriminasi terhadap penyandang kerap dialami. Pada Agustus lalu, penyandang cacat di Makassar juga berunjukrasa di kantor Merpati Nusantara Airlines Cabang Makassar karena seorang rekannya mendapat perlakuan diskriminatif.
Penderita tuna netra yang ditolak bernama Irwan Subena. Irwan adalah calon penumpang pesawat dengan nomor penerbangan GA 607771 tujuan Makassar-Denpasar, Bali. Dia rencananya berangkat pada 14 September pukul 12.15 Wita.
"Saat akan naik pesawat, pihak Garuda di bandara tiba-tiba menghalangi rekan kami untuk ikut naik pesawat," kata Abd Rahman, Koordinator Aksi.
Rahman mengatakan tindakan pihak Garuda telah mencederai perasaan penyandang cacat. Padahal semua penumpang pesawat berhak mendapat pelayanan yang sama.
Massa mendesak pihak Garuda bertanggung jawab atas insiden penolakan terhadap calon penumpang penyandang cacat. "Undang-undang penerbangan saja telah mengatur dan memberikan persamaan hak kepada penyandang cacat saat naik di atas pesawat. Kami mendesak awak kabin dan pilot pesawat bertanggungjawab," katanya.
Aksi massa mulai reda saat Kepala Cabang Garuda Indonesia, Rismon menemui massa. Rismon mengaku jika tindakan penolakan tersebut adalah kesalahpahaman dari awak kabin pesawat.
"Kemarin memang awak kabin kami keliru dan salah paham. Itu dilakukan dengan alasan safety bagi calon penumpang penyandang cacat," kata Rismon.
Ia mengatakan dulu penyandang cacat saat naik pesawat memang harus didampingi untuk membantu jika sewaktu-waktu ada insiden yang dialami pesawat. Hal itu juga akan membantu awak kabin untuk kenyamanan penumpang penyandang cacat.
"Atas insiden ini kami telah meminta maaf kepada calon penumpang itu. Rencananya hari ini akan kami berangkatkan," ucap Rismon.
Menurut Rahman tindakan diskriminasi terhadap penyandang kerap dialami. Pada Agustus lalu, penyandang cacat di Makassar juga berunjukrasa di kantor Merpati Nusantara Airlines Cabang Makassar karena seorang rekannya mendapat perlakuan diskriminatif.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar